Welcome to my blog
RSS

Minggu, 31 Maret 2013

Kisah Tukang Becak Di Yogyakarta


Assalamualaikum wr wb

Hello guys,

    Aku akan membuat artikel pengalaman pribadi kali ini tentang tukang becak di yogyakarta, dimulai yaa....



     Yogyakarta adalah provinsi yang terkenal sebagai daerah wisata, sepanjang jalan di yogyakarta bisa kita jumpai becak. Jogja becak adventure adalah komunitas tukang becak yang juga berprofesi sebagai pemandu wisata “city tou” di yogyakarta. Tidak kerasa kalau diyogyakarta tidak berkeliling dengan becak yang bisa kita nikmati dengan angin sepoi-sepoi menikmati pemandangan indahnya kota jogja. Para tukang becak ini biasa mengantar tamunya ke kraton yogyakarta, malioboro, tamansari, tempat kerjinan batik dan lain-lain. Mengunjungi tempat-tempat wisata dipandu oleh tukang becak jogja yang tentu sangat mengenal kotanya, dari sosialdan budaya masyarakatnya sampai cerita dan profil tempat wisata yang anda kunjungi. Bencengkrama dengan keramahan dan keakraban di sepanjang jalan di setiap lorong kota jogja, sungguh menjadi pengalaman yang mengesankan.

    Pas dijalan aku ngobrol dengan seorang tukang becak, ternyata sangat sangat miris mendengarnnya huhu tukang becak di yogya, sebagian besar berasal dari desa-desa diluar kota. Ada yang berasal dari bantul, klaten, bahkan solo. Jarak rumah yangjauh membuat mereka tak dapat pulang setiap hari. Ada yang pulang seminggu  sekali, dua minggu sekali atau bahkan satu bulan sekali. Mereka juga pulang tergantung uang yang berhasil dikumpulkan. Jika sering mendapat penumpang, mereka dapat segera pulang untuk memberikan uang pada keluarganya di desa.

    Tukang becak ini tidak semuanya memiliki becak sendiri. Biasanya, dia menyewa pada pengusaha becak dengan cara membayar setoran harian. Besar setorannya bermacam-macam. Ada yang Rp 3.000,00 sehari ada juga yang Rp 5.000,00 sehari. Penghasilan tukang becak tidak tentu, sehingga berat baginya untuk menyewa tempat tinggal di yogya. Oleh karena itu, banyak tukan becak yang menggunakan becaknya sebagai rumah. Mereka biasanya menggunakan ruang dibawah jok penumpang sebagai tempat menyimpan pakaian dan perlengkapan sehari-hari.

      Ketika malam mulai larut, tukang becak memarkir becaknya di tempat tertentu, misalnya di emperan toko, halaman masjid, stasiun, bahkan pinggir jalan. Di tempat itulah mereka tidur. Becak mereka diparkir berjajar dan diikat rantai. Lalu, mereka menggelar tikar di dekat becak-becak itu dan tidur meringkuk di atas jok becaknya. Untuk mandi, para tukang becak biasa menggunakan kamar mandi umum yang terdapat di terminal atau pasar. Bisa juga mereka mandi dikamar mandi masjid atau musholla. Selesai mandi dan kadang belum sarapan, mereka sudah bertebaran mencari penumpang lagi. Begitulah kehidupan sehari-hari sebagian tukang becak di yogyakarata. Sungguh aku mendengarnya sampai meneteskan air mata begitu keras hidup ini.

“life is always full of challenge all you have to do is enjoying the ride, and never give up”

0 komentar:

Posting Komentar