Assalamualaikum wr wb
Hello guys,
Aku akan membuat artikel pengalaman pribadi
kali ini tentang tukang becak di yogyakarta, dimulai yaa....
Yogyakarta adalah provinsi yang terkenal
sebagai daerah wisata, sepanjang jalan di yogyakarta bisa kita jumpai becak.
Jogja becak adventure adalah komunitas tukang becak yang juga berprofesi
sebagai pemandu wisata “city tou” di yogyakarta. Tidak kerasa kalau
diyogyakarta tidak berkeliling dengan becak yang bisa kita nikmati dengan angin
sepoi-sepoi menikmati pemandangan indahnya kota jogja. Para tukang becak ini
biasa mengantar tamunya ke kraton yogyakarta, malioboro, tamansari, tempat
kerjinan batik dan lain-lain. Mengunjungi tempat-tempat wisata dipandu oleh
tukang becak jogja yang tentu sangat mengenal kotanya, dari sosialdan budaya
masyarakatnya sampai cerita dan profil tempat wisata yang anda kunjungi.
Bencengkrama dengan keramahan dan keakraban di sepanjang jalan di setiap lorong
kota jogja, sungguh menjadi pengalaman yang mengesankan.
Pas dijalan aku ngobrol dengan seorang
tukang becak, ternyata sangat sangat miris mendengarnnya huhu tukang becak di
yogya, sebagian besar berasal dari desa-desa diluar kota. Ada yang berasal dari
bantul, klaten, bahkan solo. Jarak rumah yangjauh membuat mereka tak dapat
pulang setiap hari. Ada yang pulang seminggu
sekali, dua minggu sekali atau bahkan satu bulan sekali. Mereka juga
pulang tergantung uang yang berhasil dikumpulkan. Jika sering mendapat
penumpang, mereka dapat segera pulang untuk memberikan uang pada keluarganya di
desa.
Tukang becak ini tidak semuanya memiliki
becak sendiri. Biasanya, dia menyewa pada pengusaha becak dengan cara membayar
setoran harian. Besar setorannya bermacam-macam. Ada yang Rp 3.000,00 sehari
ada juga yang Rp 5.000,00 sehari. Penghasilan tukang becak tidak tentu,
sehingga berat baginya untuk menyewa tempat tinggal di yogya. Oleh karena itu,
banyak tukan becak yang menggunakan becaknya sebagai rumah. Mereka biasanya
menggunakan ruang dibawah jok penumpang sebagai tempat menyimpan pakaian dan
perlengkapan sehari-hari.
Ketika malam mulai larut, tukang becak
memarkir becaknya di tempat tertentu, misalnya di emperan toko, halaman masjid,
stasiun, bahkan pinggir jalan. Di tempat itulah mereka tidur. Becak mereka
diparkir berjajar dan diikat rantai. Lalu, mereka menggelar tikar di dekat
becak-becak itu dan tidur meringkuk di atas jok becaknya. Untuk mandi, para
tukang becak biasa menggunakan kamar mandi umum yang terdapat di terminal atau
pasar. Bisa juga mereka mandi dikamar mandi masjid atau musholla. Selesai mandi
dan kadang belum sarapan, mereka sudah bertebaran mencari penumpang lagi.
Begitulah kehidupan sehari-hari sebagian tukang becak di yogyakarata. Sungguh
aku mendengarnya sampai meneteskan air mata begitu keras hidup ini.
“life is
always full of challenge all you have to do is enjoying the ride, and never
give up”
0 komentar:
Posting Komentar